- musli
- Posts
- Satu Cerita dari Matt Haig, Terima Kasih Itu Membuatku Lebih Baik
Satu Cerita dari Matt Haig, Terima Kasih Itu Membuatku Lebih Baik
Wahai diriku, maafkanlah dirimu sendiri.

kredit oleh: https://unsplash.com/@nofilter_noglory
Ditulis pada Jun 26, 2023, saat sedang kacau-kacaunya.
Halo, ini malam sebelum kerja lagi besok. Seperti biasa hari Minggu adalah hari yang saya maksimalkan untuk menghibur diri. Kadang dengan jalan-jalan, nonton, dan baca buku yang saya suka.
Kebetulan, pada hari saya menulis postingan ini, saya membaca sebuah novel berjudul “Midnight Library” karya Matt Haig. Tulisan ini berawal dari situ. Saya membeli novel ini bagian dari upaya melawan depresi yang ntah mengapa ia datang tanpa di undang.
Sinopsis novel ini adalah seorang wanita yang memasuki dunia perpustakaan tengah malam, ia diizinkan untuk melihat berbagai kemungkinan dalam hidupnya. Setelah itu, apakah ia masih akan menyesali hidupnya?
Tidak ada nomor bab dalam buku ini, tetapi ada beberapa bagian yang membuat saya tenggelam dan merasakan. Momen ketika tokoh dalam novel disajikan dengan daftar penyesalan dalam hidupnya. Izinkan saya memberi Anda satu contoh yang benar-benar berkesan bagi saya, "Saya menyesal tidak mengatakan bahwa saya mencintai ibu saya sebelum ia meninggal".
Itulah jenis penyesalan yang berlangsung seumur hidup. Menariknya, ada penyesalan yang berulang. Seperti "Saya menyesal tidak menulis hari ini".
Novel itu seakan mengundang saya untuk menulis 'deret penyesalan' juga. 😄
Baiklah, saya akan menuliskannya. Sebenarnya saya khawatir kalau menuliskan ini akan membuat saya terlihat seperti sedang mengumpulkan kesedihan agar mudah diingat. Tapi tidak, mungkin ini lebih seperti arsip penyesalan. Saya menuliskannya untuk diarsipkan. Saya akan menuangkan semua penyesalan ini ke dalam tulisan ini agar pikiran saya lebih tenang. Lalu semoga saya melupakannya. Seperti yang pernah saya dengar dari penulis yang saya lupa namanya, menulis memindahkan kegelisahan dari kepala mu ke buku catatan mu.
Baiklah, saya akan mulai sekarang…
Saya menyesal ketika masih muda saya tidak mengerti pentingnya belajar, jadi saya tidak masuk ke perguruan tinggi berkelas.
Saya menyesal karena saya jauh dari ibu saya dan tidak menikmati saat-saat terakhirnya.
Saya menyesal tidak mempelajari keterampilan seni. (Saya tidak tahu mengapa budaya di desa dan sekolah saya di masa kecil saya jauh dari musik).
Saya menyesal tidak menjelajahi alam.
Saya menyesal tidak merawat tubuh dan jiwa saya. Saya menyesali semua kebiasaan buruk saya.
Dan sekarang saya juga ingin menuliskan kekhawatiran saya saat ini.
Saya seorang programmer tetapi bosan dengan hal itu. Apakah ini perasaan sesaat, apakah perasaan ini akan berlanjut?
Untuk kehidupan saya ke depannya, apa saja yang harus saya camkan dan lakukan agar tidak mengalami serangkaian penyesalan seperti yang saya tulis sebelumnya?
Saya akan berolahraga setiap hari, setidaknya 10 menit.
Saya akan menerima ketidaksempurnaan saya.
Saya tahu saya tidak akan pernah bisa mencapai apa yang saya inginkan.
Saya akan menulis jurnal setiap hari.
Saya akan memposting artikel setiap minggu.
Setidaknya cobalah untuk memiliki satu SaaS yang berfungsi dalam hidup (saya). Saya akan menyesal nanti jika tidak melakukannya.
Huh… lega sekali. Terima kasih, Matt Haig, karena telah menulis novel yang membuat saya lebih baik hari ini.
Bagi para pembaca, terima kasih. Jika Anda merasa perlu melakukan ini, cobalah…