• musli
  • Posts
  • Bangunan ide, moment AHA, dan curiosity

Bangunan ide, moment AHA, dan curiosity

Betapa setiap karya itu bukan hanya sekadar postingan, tapi potongan identitas

Pikiran minggu ini.

di generate menggunakan chatgpt

Ketika akun threadsku di suspend, salah satu hal yang kulakukan adalah mencoba melacak ingatan tentang apa yang aku tuliskan di akun tsb. Bagiku, buah pikiran itu mahal harganya, karna ia datang melalui proses kreatif.

Salah satu konten yang masih terbayang adalah tentang "bangunan pengetahuan". Saya sebenarnya masih punya gambaran besar tulisan tsb, tapi saya ingin tahu lebih jauh detailnya. Dan akun yang tersuspen benar-benar menghancurkan bangunan pengetahuan yang telah saya tulisan selama bertahun-tahun, termasuk satu konten tentang "bangunan pengetahuan" itu sendiri.

Saya jadi ingat sejarah tentang perpustakaan Alexandria: Penghancuran perpustakaan berdampak pada hancurnya peradaban. Persis seperti itu juga yang saya rasakan.

Dan ternyata bukan cuma saya yang ngerasain, Kak Dwi juga ngalamin hal yang sama. Aku malah kayak gak PD, katanya pas kita mengadakan meet online kemarin. Bahkan Kak Dwi juga nulis soal kegelisahannya itu di newsletter-nya minggu ini.

Ada dua alasan kenapa tumpukan konten kita sangat mahal harganya.

  1. Ia membentuk kejelasan tentang siapa kita dan apa yang ingin kita ekspresikan.

    Tumpukan konten yang kita buat adalah cermin dari siapa kita—nilai, pikiran, dan apa yang ingin kita bagikan ke dunia. Ketika akun media sosial saya disuspend dan konten itu hilang, saya menyadari betapa setiap karya itu bukan hanya sekadar postingan, tapi potongan identitas yang saya ukir sepanjang waktu. Steve Jobs pernah berkata, “Kreativitas adalah menghubungkan berbagai hal. Ketika kamu bertanya pada orang kreatif bagaimana mereka melakukan sesuatu, mereka merasa sedikit bersalah karena mereka tidak benar-benar melakukannya, mereka hanya melihat sesuatu.” Kehilangan konten itu seperti kehilangan bagian dari proses "melihat" dan mengekspresikan diri saya.

  2. Konten kita adalah curisoty yang kita bentuk hingga menjadi karir kita.

    Konten saya lahir dari rasa penasaran—eksplorasi, pertanyaan, dan keinginan untuk menciptakan sesuatu yang bermakna. Dari situ, ia tumbuh menjadi keahlian, bahkan karier yang saya bangun dengan susah payah. Ketika akun saya disuspend dan konten itu lenyap, saya merasa kehilangan jejak perjalanan rasa ingin tahu yang telah saya tempa. Albert Einstein pernah bilang, “Saya tidak memiliki bakat khusus. Saya hanya sangat penasaran.” Hilangnya konten itu mengingatkan saya betapa mahalnya nilai dari keingintahuan yang saya ubah menjadi karya—dan betapa menyakitkannya saat itu semua sirna.

2 Quote menarik minggu ini.

Kita semua memiliki dua kehidupan, dan kehidupan kedua dimulai ketika Anda menemukan momen AHA atas apa yang benar-benar ingin Anda lakukan dalam hidup. (dari saya sendiri hihi)

- Musli 

Dan seperti kata Naval, moment AHA itu bisa basi. So, jika kamu punya moment AHA langsung eksekusi saat itu juga.

“Kita didefinisikan oleh tempat-tempat yang kita tempati dalam jaringan kehidupan orang lain.”

- Ken Liu

Saya mengartikan, Ken Liu menganjurkan agar kita mewarnai hidup kita dengan mengeksplorasi tempat-tempat menarik dan berjumpa dengan sosok-sosok yang menarik (tidak harus hebat). Dengan begitu kita punya cerita yang layak untuk diceritakan.

Ide menarik minggu ini.

Saya mencoba menggunakan ChatGPT untuk membuat comics. Dan hasilnya menarik.

Ide yang bisa ditinjak lanjuti.

Apa yang terjadi kalau kamu coba challenge posting komik selama 30 hari dibantu ChatGPT, kayak yang udah aku contohin?